Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Yudha Manggala P Putra

Steve Jobs, Jenius Berdarah Suriah yang Mengubah Dunia

Teknologi | Monday, 19 Apr 2021, 19:32 WIB
Sumber foto: www.thegentlemansjournal.com

"Siapa saja yang cukup gila berpikir bahwa mereka bisa mengubah dunia, berarti mereka adalah orang yang benar-benar mengubah dunia."

Potongan kalimat menyengat itu merupakan salah satu kutipan terkenal Steve Jobs. Digunakan untuk mempromosikan slogan produk perusahaan teknologi Apple berjudul "Think Different" yang tayang tahun 1997-an.

Pada periode itu, Steve Jobs - yang resmi keluar dari Apple pada 1985 baru saja diminta memimpin kembali perusahaan yang ia dirikan. Ia pulang kandang saat Apple di ambang kehancuran. Kerugian yang mereka alami saat itu mencapai 1,04 miliar dolar AS.

"Kami sudah hampir bangkrut," kenang Jobs seperti dikutip Walter Isaacson dalam buku biografi Steve Jobs.

==

Steve Jobs lahir 24 Februari 1955 di San Fransisco, California, Amerika Serikat. Ibu kandungnya, Joanne Schieble Simpson. Ia mahasiswi keturunan Jerman yang mempelajari kelainan bicara dan bahasa di Universitas Wisconsin Madison. Ayahnya, Abdulfattah Jandali, adalah mahasiswa muslim berdarah Suriah yang kemudian menjadi profesor ilmu politik di perguruan tinggi sama.

Keduanya masih berusia 23 tahun saat Jobs lahir. Karena masih muda dan sama-sama mengejar karier, pasangan beda keyakinan ini memutuskan menyerahkan bayi mereka untuk diadopsi orang lain. Pilihan jatuh kepada Paul dan Clara Jobs. Mereka adalah pasangan dari Mountain View, California yang hampir sepuluh tahun pernikahan belum dikaruniai anak. Paul dan Clara kemudian resmi mengadopsi si bayi dan menamainya Steven Paul Jobs.

Jobs muda tumbuh sebagai anak sangat cerdas namun punya sifat pemberontak dan perfeksionis. Kegandrungannya akan perangkat elektronik kian tumbuh besar ketika bersekolah di Homestead High School, Cupertino, California. Di sisi lain ia juga menunjukan hasrat besar terhadap literatur dan kerja kreatif.

Jobs sempat mengikuti kursus elektronik. Di situ bertemu alumnus sekolahannya Stephen Wozniack. Pemuda yang biasa disapa Woz itu empat tahun lebih tua dan sudah berkuliah di Universitas Berkeley. Meski pendiam, remaja gempal itu sangat jenius dalam merakit perangkat elektronik.

"Woz adalah orang pertama yang pernah kutemui yang tahu lebih banyak tentang elektronik daripada diriku," kata Jobs.

Keduanya menjadi sahabat dekat. Ketika Jobs putus kuliah dari perguruan tinggi seni Reed College pada akhir 1974, mereka sempat kerja bareng di perusahaan video game Atari. Jobs cerdas dan penuh gagasan sementara Woz sangat jenius dalam menangani komputer. Keduanya pun berkolaborasi.

Jobs (21) dan Wozniak (25) kemudian mendirikan Apple Computers pada 1 April 1976 di garasi orang tua Jobs. Berkat kemampuan komunikasi dan pemasaran Jobs, bisnis rintisan keduanya terus tumbuh. Salah satu inovasi mereka kemudian menarik perhatian mantan eksekutif Fairchild Semiconductor and Intel, A.C. Markkula (atau Mike). Mike masuk dan menjadi pendiri ketiga setelah mendatangi mereka ke garasi. Ia menginvestasikan 250 ribu dolar AS. Dari situ Apple makin berkibar.

"Kami bekerja keras. Dan dalam 10 tahun Apple dari hanya kami berdua di garasi menjadi perusahaan bernilai 2 miliar dolar AS dengan 4.000 pegawai," kata Jobs pada 2005.

Apple menjual komputer pertamanya pada Juli 1976 dengan harga 666,66 dolar AS. Apple II dirilis 17 April 1977. Versi upgrade-nya, Apple IIe kemudian dipasarkan ke sekolah-sekolah pada 1983.

Apple Lisa juga diluncurkan pada 1983. Namun karena banderol terlalu mahal (9,995 dolar AS) ia gagal di pasar. Pada periode ini Apple merekrut eksekutif dari perusahaan minuman soda PepsiCo, John Sculley.

"Apakah kau mau menghabiskan sisa hidupmu dengan menjual air bergula, atau apakah kau ingin memiliki peluang untuk mengubah dunia?" John Sculley mengulangi tawaran Jobs padanya untuk pindah ke Apple. "Saya tidak bisa berkata tidak," kenang Sculley yang resmi menjadi CEO Apple pada 1983.

Masuknya Sculley sempat membawa angin segar bagi strategi pemasaran Apple. Namun di satu sisi ia menjadi bumerang bagi Jobs. Selisih visi membuat hubungan keduanya di kemudian waktu menjadi tidak harmonis. Sifat keras, kompetitif, dan perfeksionis Jobs salah satu penyebabnya. Buntutnya Jobs didepak. Dewan direksi tak berpihak padanya. "Pada usia 30 saya keluar," kata Jobs.

Jobs resmi hengkang dari Apple pada 17 September 1985. Dalam kondisi terpukul disingkirkan dari perusahaan yang didirikannya sendiri, ia mencoba bangkit. Ia pun sempat mendirikan NeXT Computer.

Pada 1986, Jobs juga membeli The Graphics Group (kemudian menjadi Pixar) dari Lucasfilms, perusahaan komputer animasi dengan harga 60 juta dolar AS.

Sembilan tahun kemudian, Pixar merilis film animasi pertama yang menjadi hit di berbagai penjuru dunia Toy Story (1995). Pixar tumbuh makin besar dan melahirkan animasi popular lain seperti A Bugs Life (1998), Monsters, Inc (2001), dan Finding Nemo (2003).

Sementara itu, beberapa tahun ditinggal Jobs, Apple masih bisa anteng dengan margin keuntungan yang besar. Itu berkat dominasi sementara di pasar desktop melalui Macintosh.

Sayangnya kesuksesan Apple tidak awet. Akibat minim inovasi, pemasukan dan pangsa pasar Apple terus menurun pada akhir 1990-an.

Di periode sama Microsoft meluncurkan Windows 3.0 yang menjadi tonggak awal dominasi perusahaan tersebut di pasar desktop. Windows 95 yang rilis Agustus 1995 menjadi sistem operasi tersukses sepanjang masa, sementara angka penjualan Macintosh terus anjlok.

Jobs balik kandang

Langkah mengejutkan kemudian dilakukan Apple pada 1996. Mereka mengumumkan membeli NeXT, perusahaan milik Jobs -orang yang sempat mereka depak-dengan banderol 429 juta dolar AS. Jobs pun didaulat sebagai penasihat. Ia kemudian resmi menjadi kepala eksekutif interim Apple pada September 1997 menggantikan CEO Gil Amalio.

Jobs balik kandang. Namun saat itu Apple di ambang kehancuran. Kerugian yang dialami perusahaan saat itu mencapai 1,04 miliar dolar AS. "Kami harus membuktikan bahwa Apple masih hidup," kata Jobs mengenang. "Dan bahwa Apple masih merupakan perwujudan sesuatu yang istimewa."

Jobs lalu melakukan sejumlah terobosan. Ia menggandeng agensi iklan terkemuka TBWA\Chiat\Day dan meluncurkan slogan Think Different. Slogan fenomenal ini dikampanyekan secara luas melalui iklan teve, cetak, hingga poster. Salah satu kutipan terkenal saat kampanye itu adalah, "Siapa saja yang cukup gila berpikir bahwa mereka bisa mengubah dunia, berarti mereka adalah orang yang benar-benar mengubah dunia."

Kampanye tersebut ternyata terbukti ampuh. Nama Apple kemudian terdongkrak sebagai brand anti-mainstream. Slogan itu memang bukan satu-satunya pemicu. Komputer personal iMac dan sistem operasi Mac OS X yang dirancang Jobs dan stafnya berhasil memikat kembali konsumen yang haus dengan sesuatu yang baru.

Think Different dan iMac, pada akhirnya membuktikan Jobs sebagai sosok kreatif dan visioner yang menjadi landasan berdirinya Apple. Jobs memang sosok yang berpikir beda, si gila yang mengubah cara pandang dunia terhadap perangkat teknologi.

Setelah dua tahun mengalami kerugian besar-besaran, Apple di tangan Jobs langsung dapat untung 45 juta dolar AS. Pada satu tahun fiskal 1998, Apple mengantongi 309 juta dolar AS. Jobs kembali membangkitkan Apple dari keterpurukan.

Di bawah komando Jobs, Apple mengembangkan dan memperkenalkan beberapa peralatan digital revolusioner lainnya. Di antaranya pemutar musik portabel iPod, perangkat lunak musik digital iTunes, dan toko aplikasi online iTunes Store.

Pada 29 Juni 2007 Apple memasuki bisnis telepon seluler dengan memperkenalkan produk paling ikonik, yakni iPhone layar multisentuh. Tablet iPad kemudian menyusul dan disambut gegap gempita oleh pecinta produk Apple.

Jobs berpulang

Pada 5 Oktober 2011 Steve Jobs meninggal dunia di California saat berusia 56 tahun. Pria gemar berbaju hitam turtleneck dan bercelana jin ini wafat tujuh tahun setelah didiagnosis menderita kanker pankreas.

Dalam duka atas kepergiannya, ia dikenang sebagai visioner, perintis dan jenius dalam bidang bisnis, inovasi, dan desain produk. Jobs dianggap mengubah wajah dunia modern. Semasa hidup, ia setidaknya telah merevolusi enam industri. Mayoritas menjadi standar perangkat teknologi hingga sekarang. Keenamnya adalah industri komputer pribadi, film animasi, musik, ponsel, komputer tablet, dan penerbitan digital.

Delapan tahun setelah kematiannya, Apple masih merek paling bernilai di dunia. Nilai perusahaannya pada 2019 menurut Forbes mencapai 206 miliar dolar AS.

*Sumber: Buku Steve Jobs by Walter Isaacson, Forbes

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image