Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Muhammad Arif Maulana

Prananda & Puan Maharani Kusir Banteng Berikutnya?

Politik | Wednesday, 21 Apr 2021, 09:43 WIB
Sumber : Portal Berita Kompas

Nama Prananda Prabowo kini sedang santer dibicarakan publik. Ihwal penunjukkan dirinya atas jabatan DPP Partai PDI Perjuangan. Hal tersebut seharusnya menjadi hal yang wajar dalam kegiatan politik. Namun karena kegiatan ini dilaksanakan oleh salah satu partai terbesar di negara ini yang juga telah dipimpin oleh ketua umum yang telah cukup lama memegang jabatan, sehingga terlihat adanya upaya menurunkan tahta kepada garis keturunannya.

Prananda atau yang akrab disapa Nanan merupakan anak kedua Megawati Soekarnoputri dari suami pertamanya yang seorang pilot pesawat tempur AURI, LettuSurindroSupjarso. Namun Nanan tidak pernah berjumpa dengan ayahnya dikarenakan Surindro meninggal dunia saat Nanan masih dalam kandungan Megawati pada tahun 1971. Tidak seperti adiknya Puan Maharani yang giat menampakkan muka dalam perpolitikan nasional, baik dalam kegiatan Partai maupun kegiatan pemerintahan. Nanan hanya cukup aktif menjadi pekerja partai dibalik layar. Banyak yang tidak menyadari bahwa Nanan merupakan sosok dibalik narasi-narasi cantik Megawati. Tidak jarang Nanan-lah yang menyiapkan narasi orasi dan pidato dari Megawati.

Banyak kalangan berargumen bahwa pengangkatan dirinya(Nanan) merupakan salah satu upaya dari Megawati memberikan kesempatan trah Soekarno untuk kembali menduduki tahta Partai Banteng ini. Yang sebenarnya hal tersebut merupakan narasi Halu Belaka. Sebab banyak fakta serta argumentasi yang menguatkan bahwa tidak mungkinnya Nanan menjadi Kusir Banteng Merah tersebut.

Sebagaimana yang dijelaskan diatas, Nanan tidak seperti Adiknya Puan Maharani yang telah giat menunjukkan giginya diberbagai kegiatan dan juga kepercayaan baik dari partai maupun negara terhadap dirinya untuk menduduki posisi strategis. Namun seorang Nanan hanya memiliki latar belakang jabatan Kepala Ruang Pengendali dan Analisis Situasi (Situation Room) DPP PDI Perjuangan dan kemudian menduduki jabatan dalam struktur Ketua DPP PDI Perjuangan yang dapat dikatakan jabatan-jabatan tersebut tidak berdampak langsung atas elektabilitas serta kepercayaan kader partai dan publik terhadap dirinya untuk menduduki jabatan ketua umum partai.

Dirinya memang menjadi salah satu kawan diskusi aktif dari Megawati dan juga merupakan lidah dan otak dari setiap pidato Megawati. Namun niat mengangkat Nanda sebagai ketua umum partai menjadi Pekerjaan Rumah yang besar bagi PDI Perjuangan serta membutuhkan waktu dan biaya tinggi untuk mempersiapkan Nanan sebagai penerus tahta kusir Banteng Merah.

Dan tidak menutup kemungkinan banyak kader partai yang masih belum siap dengan adanya pergantian kekuasaan partai dari Megawati yang telah mengakar pada PDI Perjuangan untuk turun kepada tangan yang bisa dikatakan anak baru dalam politik. Adi Prayitno mengemukakan bahwa ada kader partai lain seperti Jokowi dan kepala BIN Budi Gunawan yang dianggap cukup pantas menggantikan Megawati sebagai Ketua Umum partai. Adi Prayitno kepada Wartawan. Selasa, (13/4/2021)

"Kalau melihat gosip politik yang berkembang di media selama ini, ada nama Jokowi dan Budi Gunawan yang selalu dinilai pas sebagai suksesor Megawati. Dua nama besar yang dinilai bisa melanjutkansuccess storyPDIP ke depan," cakap Adi Prayitno.

Oleh karenannya melihat Jokowi yang telah berhasil menjadi presiden dan merupakan representasi kepentingan PDI Perjuangan serta Budi Gunawan yang dianggap sebagai kunci sukses PDI Perjuangan dianggap memiliki kepantasan untuk menggantikan Megawati.

Selain itu dikatakan cukup berani jika partai banteng ini benar menempatkan tahta kusir banteng merah kepada Prananda. Disebabkan tahun-tahun kongres PDI Perjuangan berdekatan dengan tahun politik nasional yang pada kala itu posisi PDI P sama seperti dengan partai lainnya yaitu sedang melalui tahapan starting poin perjuangan partai untuk melirik perhatian masyarakat serta meraup suara pemilih, tidak sepertihalnya pada tahun politik 2019 yakni PDI P sebagai partai petahana, sehingga dianggap memiliki keadaan oportunity politic yang menenangkan. Jika memang benar ada niat untuk menempatkan Prananda sebagai penerus tahta Megawati, maka fokus partai bukan hanya pada kegiatan politik nasional tetapi juga mengenai urusan internal partai.

Selain itu politik nasional pun kini sedang santer dengan pemberitaan miring akan partai keluarga atau nepotism party. Dimana identik sebuah partai dengan kekuasaan dari satu kelompok atau satu keluarga saja. Menjadi persoalan yang patut diperhitungkan oleh PDI Perjuangan untuk tetap menjadikan Nanan yang tidak memiliki elektabilitas yang tinggi serta situasi politik nasional yang sedang panas sebagai ketua umum partai. M. Qadari dalam sebuah kesempatan menyebutkan jika Megawati turun tahta maka partai PDI Perjuangan akan mengalami fluktuas (Pernyataan Qadari dalam Kabar Petang TV One yang dikutipMuhammad Arif, Jumat, 16 April 2021). Pandangan tersebut pun menampakkan bahwa menjadi hal yang tidak mungkin untuk menjadikan Prananda sebagai pewaris tahta Megawati Soekarnoputri. Karna menjadi sebuah problematika yang cukup kompleks yang patut dipikir secara matang oleh Megawati dalam memilih penerusnya.

Kesimpulan yang dapat ditarik ialah bahwa penunjukkan Nanan dalam struktur Kepengurusan DPP PDI Perjuangan hanyalah merupakan strategi yang dilakukan oleh Megawati dalam upaya menjaga stabilitas partai dan menjaga trah Soekarno dalam kepengurusan Partai. Terlihat dua trah Soekarno dibagi atas tugas yang berbeda. Puan yang relatif Pragmatik ditempatkan pada kegiatan Politik Praktis sehingga merepresentasikan PDI dan darah Soekarno dalam setiap kegiatan politik nasional. Dan Megawati meletakkan Nanan dalam kepengurusan partai sebagai Controlling dan juga merepresentasikan trah Soekarno dari kegiatan internal partai.

Jika memang iktikad Megawati untuk menempatkan Kusir Banteng Merah Selanjutnya pada Prananda Prabowo maka sangat tidak mungkin untuk direalisasikan pada kongres politik dekat ini. Namun alangkah lebih rasional pengangkatan Prananda Soekarno sebagai penerus tahta Megawati dapat dilaksanakan dalam Kongres PDI Perjuangan Lusa.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image